jambatan mersing

Jumaat, 2 Oktober 2015

Pendeka Bugis dari gunung Arung.

Aku leluhur pertualang dari usul puteri.
Jauh di kerajaan sabak.
Dahulunya bangsaku bebas menjelajah samudra raya.
Dewasaku didalam hempasan ombak.
Meluncur berlayar dengan penuh gemilang.
Tidak penah kenal erti mengalah takut mahupun gentar.
Disisi tersisip sundang hikmat bermentera.
Didada dan disendi ku terkunci kata2 dan kalimat.

Alam tidak kan mungkir menemaniku Biduk hadir menjadi pedoman dan saksi.
Aku lah anak-anak dari jurai kepahlawanan arung.
Gah berdiri bersalut rompi wafak bertatah kalimah emas.

Membujur lalu melintang patah.
Wajah-wajah kami masak dik sinaran surya.
Penuh bengis bagai tiada simpati.
Namun hati kami suci tidak penah terbeli.
Kami adalah saudara sejati.
kami adalah putra puteri mandiri.

Usah becok membilang hebat ayuh layarkan bantera mu beradu dengan alam samudra betah kah kau berlabuh sambil tersenyum.
Bila ditengah samudra badai melanda bagaikan kota.yang mendabik dada bagaikan kura2.Kami masih mampu tersenyum walaupun jutaan ombak meramas dada samudra raya.

Kamilah penjaga laskar Samudra alam nusantara.
Kamilah Naga di pentas sahul dan di pentas sunda.
Wahai anak-anak bangsaku kau punya jati diri dimana kau terdampar pasti kau kan dipandang dengan penuh gemuruh dan gerun.

Mana perginya badik pamussa yang kau sisip di pinggang mu.
Bukankah sumpahahnya jika terluncur maka darahlah penutupny.

# Anak bugis Endau (ende )mersing, johor

Razalee Bin Mohamed Bin osman Bin Dhake.....???

Tiada ulasan:

Catat Ulasan